linggar prasetio itu namaku , aku biasa di panggil linggar ,umurku 12 tahun . ibuku sudah meninggal , pada saat detik kematian ibuku , ibuku menitipkan sebuah pesan kepadaku . begini bunyinya " setelah ibu meninggal carilah ayahmu" , di saat umurku masih 12 tahun aku harus mencari ayahku dan meninggalkan skolah . pada suatu hari aku bertemu dgn seseorang yg tak bisa mengeluar kata-kata seperti anak umu 7 bulan, aku bertemu org itu di pelabuhan dekat rumahku dan ternyata dia mengenal ayahku . aku pun ikut dgnnya , dgn kardus berisi baju dan kenangan ibu dan tas berisi buku pelajaran aku pun ikut dgn orang itu. aku sedikit mabuk laut , di tengah perjalanan aku muntah. pukul 06.00 pagi aku pun sampai di rumah ayah , sesampai di sana ayah tak memperdulikan ku seakan ku bukan anaknya, di rumah ayah aku melihat sekelompok anak yg bekerja. tapi di tempat ayah akau melihat sebuah kehidupan yg keras, sesampai di sana anak nakal itu mengambil kardus dan tasku lalu membongkar isinya. di tempat ayah tak ada kehidupan yg damai , di sana smua berkata kasar . malam pun ku lewati dgn kehidupan yg keras , smua menjahiliku. di saat smua tertidur lelap aku menangis meneteskan air mata dan mengingat ibu yg sudah tak ada. pagi pun datang menyambut ku , di sana aku tak mandi , soalnya aku tak terbiasa mandi di laut lepas dan memilih menbaca buku, di siang hari yg terik aku melihat anak-anak itu bermain pesawat kertas , tapi... di saat mereka selesai bermain , tiba-tiba mereka datang dari belakang dan mendorongku lalu menyiksaku lagi dgn cara tak wajar. Ayah tak membelaku hanya melihatku diam, ingin rasanya ku menangis tapi aku seoranag laki-laki. malam kedua ku lalui di sana mereka masih saja membenciku dan menyuruhku tidur di luar lagi , di sana hidupku sangat kelam , tak kebagian , tak ada kedamaian.
aku rindu kasih sayang ibu, pada suatu malam binatang periharaanku lepas masuk ke kamar anak-anak , tapi.. aku membuat ulah , tiba-tiba sebuah kapal datang (kapal paling mereka takuti begitu juga ayah), smua bersembunyi di tempat maerela masing-masing di saat mereka mengetahui ada kapal yg datang. ayah pun menyeretku masuk kedalam kamarnya dan bersembunyi di sebuah ruangan rahasia.
sudah seminggu aku tinggal di tempat ayah dan sudah seminggu pula aku bekerja di tempat ayah , tingkah laku anak-anak di sana pun mulai membaik (maksudnya mereka sudah tak menyiksaku lagi). hari ini hujan turun deras skali , aku senang skal karna suad dua hari aku tak minum, di saat hujan turun aku pun membuka mulut untuk menampung air hujan dalam mulutku lalu meminumnya, saat aku menampung air hujan di mulutku tiba-tiba ayah datang menamparku lalu memukulku. aku tak tau apa penyebabnya , yg jelas ayah kesal padaku. setiap hari ayah meminum bir , saat aku memandang pemandangan datang seseorang yg memintaku untuk menulis surat tapi isi suratnya smuanya g sama apa yg dia lakukan. tiba-tiba pak bisu pun memanggilku untuk membangunkan ayah, saat aku ingin membangunkan ayah tiba-tiba ayah mendorongku dan menyuruhku keluar. bermain kartu adalah suatu kebiasan kami.., tapi klau merokok aku tak biasa makanya aku tak merokok. tiba-tiba salah satu dari mereka menganguku yg sedang asik bermain kartu dan menyuruhku bergoyang , dgn hati yg sangat kesal aku membanting radio itu. ayah menyuruhku masuk di kamarnya dan membersihkan kamarnya , aku menemukan bir di bawah tempat tidur ayah , tanpa pikir panjang aku mengambil bir itu lalu meminumnya . aku menimun 3 botol bir untuk melepas smua yg ada dalam pikiranku. malam itu aku mabuk , untuk kedua kalinya ayah memanggilku aku meliat surat dari ibu yg sering dia kirim kan ke ayah. aku sudah tau klau ayah seorang pembunuh.
anak itu meledekku lagi , dgn emosi tak tertahan dan dgn tindakan berani aku memukul anak itu sampai babak belur, lalu ayah datang menyeretku dan menyiksaku lagi , lalu aku pingsan. di saat aku sudah siuman ayah mengajakku pulang dan tak mau melihatku hancur, tapi aku menolak lalu ayah membacakan smua surat yg tak sempat ia kirim. aku pun tidur lagi , di saat aku bangun dari tidurku , ayah ternyata mengunciku dari luar kamar , aku berusaha untuk keluar tapi tak bisa, tiba-tiba emosiku mulai tak terkendali aku ,memberantakkan kamar ayah, tapi aku sadar ini mungkin yg terbaik untukku , aku menemukan sebuah buku tentang kehidupan di laut untuk mengisi waktu aku pun membacanya ,tapi aku tertidur. mentari pun meyambutku di saat aku mau keluar kamar , kamar ayah masih terkunci , aku melihat sebuah pisau , lalu aku pun mengambil pisau itu lalu mengarahkan pisau itu ke lehernya sebagai ancaman bila dia tak mau menjelaskan mengapa dia membunuh, lalu ayah menjelaskannya , yg dia bunuh ada kekasih ibu , ayah terbakar api cemburu karna melihat ibu bersama org lain.
ke esokan harinya ayah mengajakku pulang ke kota , aku pun menerima ajakan ayah karna ayah mau jujur klau dia seorang pembunuh , linggar g malu punya ayah seorang pembunuh yg penting dia jujur dari pada ayah buronan yg sering incar polisi. linggar senang bisa pulang bareng ayah ke kota , dgn mengendarai kapal aku pulang ke kota bersama ayah.
aku dan ayah pun sampai di kota , di pelabuhan sudah ada 5 polisi yg menunggu ayah , untuk membawa ayah ke penjara. sungguh cepat rasanya aku berpisah bersama ayah, tapi.. mungkin ini yg terbaik buat ayah.
aku rindu kasih sayang ibu, pada suatu malam binatang periharaanku lepas masuk ke kamar anak-anak , tapi.. aku membuat ulah , tiba-tiba sebuah kapal datang (kapal paling mereka takuti begitu juga ayah), smua bersembunyi di tempat maerela masing-masing di saat mereka mengetahui ada kapal yg datang. ayah pun menyeretku masuk kedalam kamarnya dan bersembunyi di sebuah ruangan rahasia.
sudah seminggu aku tinggal di tempat ayah dan sudah seminggu pula aku bekerja di tempat ayah , tingkah laku anak-anak di sana pun mulai membaik (maksudnya mereka sudah tak menyiksaku lagi). hari ini hujan turun deras skali , aku senang skal karna suad dua hari aku tak minum, di saat hujan turun aku pun membuka mulut untuk menampung air hujan dalam mulutku lalu meminumnya, saat aku menampung air hujan di mulutku tiba-tiba ayah datang menamparku lalu memukulku. aku tak tau apa penyebabnya , yg jelas ayah kesal padaku. setiap hari ayah meminum bir , saat aku memandang pemandangan datang seseorang yg memintaku untuk menulis surat tapi isi suratnya smuanya g sama apa yg dia lakukan. tiba-tiba pak bisu pun memanggilku untuk membangunkan ayah, saat aku ingin membangunkan ayah tiba-tiba ayah mendorongku dan menyuruhku keluar. bermain kartu adalah suatu kebiasan kami.., tapi klau merokok aku tak biasa makanya aku tak merokok. tiba-tiba salah satu dari mereka menganguku yg sedang asik bermain kartu dan menyuruhku bergoyang , dgn hati yg sangat kesal aku membanting radio itu. ayah menyuruhku masuk di kamarnya dan membersihkan kamarnya , aku menemukan bir di bawah tempat tidur ayah , tanpa pikir panjang aku mengambil bir itu lalu meminumnya . aku menimun 3 botol bir untuk melepas smua yg ada dalam pikiranku. malam itu aku mabuk , untuk kedua kalinya ayah memanggilku aku meliat surat dari ibu yg sering dia kirim kan ke ayah. aku sudah tau klau ayah seorang pembunuh.
anak itu meledekku lagi , dgn emosi tak tertahan dan dgn tindakan berani aku memukul anak itu sampai babak belur, lalu ayah datang menyeretku dan menyiksaku lagi , lalu aku pingsan. di saat aku sudah siuman ayah mengajakku pulang dan tak mau melihatku hancur, tapi aku menolak lalu ayah membacakan smua surat yg tak sempat ia kirim. aku pun tidur lagi , di saat aku bangun dari tidurku , ayah ternyata mengunciku dari luar kamar , aku berusaha untuk keluar tapi tak bisa, tiba-tiba emosiku mulai tak terkendali aku ,memberantakkan kamar ayah, tapi aku sadar ini mungkin yg terbaik untukku , aku menemukan sebuah buku tentang kehidupan di laut untuk mengisi waktu aku pun membacanya ,tapi aku tertidur. mentari pun meyambutku di saat aku mau keluar kamar , kamar ayah masih terkunci , aku melihat sebuah pisau , lalu aku pun mengambil pisau itu lalu mengarahkan pisau itu ke lehernya sebagai ancaman bila dia tak mau menjelaskan mengapa dia membunuh, lalu ayah menjelaskannya , yg dia bunuh ada kekasih ibu , ayah terbakar api cemburu karna melihat ibu bersama org lain.
ke esokan harinya ayah mengajakku pulang ke kota , aku pun menerima ajakan ayah karna ayah mau jujur klau dia seorang pembunuh , linggar g malu punya ayah seorang pembunuh yg penting dia jujur dari pada ayah buronan yg sering incar polisi. linggar senang bisa pulang bareng ayah ke kota , dgn mengendarai kapal aku pulang ke kota bersama ayah.
aku dan ayah pun sampai di kota , di pelabuhan sudah ada 5 polisi yg menunggu ayah , untuk membawa ayah ke penjara. sungguh cepat rasanya aku berpisah bersama ayah, tapi.. mungkin ini yg terbaik buat ayah.